Powered By Blogger

Profile

Foto saya
Just the notes to make my mind development as a journal.

Si Juhud dan Si Jihad

| Jumat, 23 Desember 2011 | 0 komentar |


Dalam suatu legenda diceritakan bahwa dunia memiliki beberapa generasi, ketika satu generasi dunia telah usai, maka generasi yang lain akan menggantikannya, dan begitu seterusnya, tanpa ada akhir. yang disebut dengan reinkarnasi dunia (bukan reinkarnasi manusia)


pada generasi dunia pertama hiduplah anak kembar di negara yang disebut oleh manusia pada generasi itu dengan nama “Gresik”, Si Juhud dan Si Jihad nama mereka.
Meskipun mereka kembar, tapi mereka memiliki karakter yang amat berbeda, dan karakter mereka masing-masing menuntun pada pola pikir dan jalan hidup yang berbeda.

Si Juhud menghabiskan hidupnya untuk Beribadah dengan tekun tanpa mengeluh sedikitpun pada Kehidupan. Hari-harinya dihabiskan untuk bersemedi dalam kamar untuk mendekatkan diri pada penciptanya yang dia sebut dengan “Tibeh”, dan kadang-kadang dia juga mengikuti doa bersama dalam tempat beribadah yang mereka sebut dengan “Tijitibeh”. Prinsip Hidup bagi Si Juhud, “Hidup di dunia ini Cuma sebentar, sudah seharusnya dihabiskan untuk menyembah Sang pencipta untuk mendapatkan Surga di kehidupan setelah mati kelak.”

Sedangkan Si Jihad menjalani hidupnya untuk membantu orang lain, dia juga menyembah pada Tibeh, tapi sangat jarang. Karena Si Jihad disibukkan dengan melakukan hal yang bisa bermanfaat untuk orang lain, bukan untuk Tibeh. Prinsip hidup Si jihad, “Hidup di dunia ini cuma sebentar, sudah seharusnya dihabiskan untuk hal yang bermanfaat untuk orang lain.”, Si Jihad tak memikirkan nasibnya setelah mati, apakah dia akan masuk surga atau neraka. Yang ia pikirkan adalah hidupnya saat ini.

Setelah keduanya meninggal, dan Generasi dunia pertama sudah tamat, Tibeh Sang pencipta membacakaan putusan nasib saudara kembar ini. Kedua-duanya dicap oleh Tibeh sebagai hamba yang baik, namun mereka dapat memilih diantara dua pilihan, yaitu;

1. Masuk sorga dan hidup kekal berdampingan dengan Tibeh Sang Pencipta.

2. Dihidupkan kembali di dunia generasi ke-dua sebagai apa yang mereka inginkan.

Karena karakter mereka yang berbeda, maka pilihannya pun berbeda.
Si Juhud memilih untuk masuk sorga dan hidup kekal berdampingan dengan Tibeh sang pencipta, karena inilah tujuan hidupnya selama ini.

Si Jihad memilih untuk dihidupkan kembali di dunia generasi ke-dua sebagai orang yang kaya raya dan bermanfaat bagi orang lain. Karena baginya, hidup bermanfaat bagi orang lain lebih indah dari pada kehidupan kekal di sorga bersama Tibeh sang pencipta.


Yang mana tujuan hidupmu?
Yang mana yang lebih bermakna bagimu?

Bertuhan tanpa Agama

| | 0 komentar |


A: Saya kasihan pada orang-orang yang berada di lingkungan Kristen, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha, dan Agama selain Islam. Karena menurut Al-Qur'an, Islam lah agama yang direstui Allah.


B: Salah sendiri, kenapa mereka tidak mempercayai Islam. Padahal di Al-Qur'an sudah dijelaskan kalo hanya Islam lah Agama yang akan membawa kita ke Surga.


A: Lalu bagaimana jika mereka tidak tahu tentang isi Al-Qur'an itu? Karena sudah tentu yang mereka ketahui adalah dogma-dogma tentang agama mereka sendiri.


B: Mereka bukan tidak tahu, akan tetapi mengingkari kebenaran Al-Qur'an. Bukankah Allah telah mengutus Nabi Muhammad untuk menyempurnakan Agama-Agama sebelumnya, namun mereka masih saja kafir (mengingkarinya).


A: Lalu bagaimana mereka tahu tentang kebenaran Islam, kalau mereka tidak pernah sedikit pun belajar tentang Agama Islam?


B: Sesungguhnya di dalam hati setiap manusia terdapat fithroh, dan dalam alam bawah sadarnya manusia memiliki kepercayaan pada Allah. Akan tetapi manusia tidak pernah berpikir dan menggunakan hati nuraninya. Apakah kau ingat dengan kisah seorang ilmuan yang akhirnya memeluk Islam dikarenakan dia mengetahui kebenaran Al-Qur'an mengenai pengetahuan?


A: Akan tetapi kenyataannya, tidak semua orang bisa sampai pada pemahaman setingkat itu. Apa yang akan terjadi bila seorang kristen hidup di dunia yang hanya mengajarkan tentang kekristenan, namun dia menjadi kristen yang taat beribadah sebagaimana muslim yang taat beribadah?


B: Kebaikan seorang nonmuslim tidak akan diterima oleh Allah, karena yang diperhitungkan oleh Allah adalah tingkat keimanan seseorang.
Ingatlah, Nilai suatu perbuatan dilihat dari niatnya. Dan Allah hanya menghitung perbuatan yang didasari oleh niat karena Allah.


A: Kalau Allah maha kuasa, mengapa Allah tidak membuat iman semua manusia sama (beragama Islam semua), dan tinggal menilai perbuatannya saja, apakah dia baik atau tidak. Kalo begitu kan adil.


B: Allah hanya memberikan hidayahnya pada sebagian orang saja, tidak semua orang mendapat bagian. Apakah kau ingat dengan kisah Abu Thalib? Abu Thalib adalah paman Nabi sendiri, namun tidak mendapatkan hidayah dari Allah. Itu semua tak lain adalah rahasia Allah. Bukan urusan kita. Kamu jangan mempertanyakannya lagi, nanti kamu jadi kufur.


A: Saya hanya berusaha berpikir logis, tapi kalo Agama membatasi saya dalam berpikir tentang Tuhan, lebih baik saya bertuhan tanpa Agama.

Tuhan saya sendiri, yang tidak seorangpun sama dalam memahaminya.
Karena Tuhan menurut saya dan Tuhan menurut Agama sangatlah berbeda.

Tuhan menurut saya adalah Tuhan yang adil dan tak menilai perbuatan seseorang hanya berdasarkan niat karena-Nya.

Tuhan menurut saya adalah Tuhan yang menilai seseorang dari seluruh perbuatannya, dan membalas kebaikan seseorang berdasarkan perbuatannya.

Tuhan menurut saya adalah tuhan yang tidak menjerumuskan manusia dengan menjadikannya kafir, kemudian memasukkannya ke Neraka hanya karena tidak beriman kepadanya.


"Selamat tinggal Agama, Sambutlah kedatanganku Tuhan."
"Saya yakin Tuhan tidak melarang saya."