Mana yang salah? Islam atau budaya Indonesia?
Dulu Islam diterima dengan terbuka oleh masyarakat Indonesia, meskipun budaya Islam sangat berbeda dengan budaya pribumi.Dari kebaya menjadi kerudung, dari keris menjadi sajadah.
Kini masyarakat ekumenis tersebut berubah menjadi tertutup. Kini mereka menutup diri dari penerimaan budaya baru. Dan bodohnya, mereka menganggap budayanya saat ini adalah budaya aslinya.
Apakah Islam datang di Indonesia dengan kekerasan, pasti tidak. Kalau mereka datang dengan kekerasan, pasti sudah ditolak oleh orang-orang Indonesia. Justru karena elastisnya, Islam bisa masuk menjadi salah satu bagian dari Indonesia. Namun, kini setelah Islam sudah memiliki banyak ummat setia, ia menjadi bringas dan sombong.
Apakah Islam seperti itu? Iya.....
Bandingkan dengan peradaban Islam di Arab. Pada permulaan Islam, yang disampaikan adalah kelenturan tanpa paksaan. "Untukmu agamamu, untukku agamaku". Namun ketika Islam sudah tersebar dan besar, tiba waktunya bagi Islam untuk menunjukkan wajah aslinya, yang beringas dan penuh dengan paksaan. "Kejar dan bunuhlah mereka dimanapun kau temukan mereka".
Dalam perjalanannya, Islam di Indonesia pun memiliki dua wajah, ada yang masih berorientasi pada esensi "Islam is peace" juga yang menganggap "Jihad sebagai Perjuangan yang sesungguhnya".
Sehingga mereka yang menganut "Islam damai" menganggap ayat Makkiyah [lakum diinukum waliyadiin] "bagimu agamamu, bagiku agamaku" masih berlaku. padahal Pejihad bersurban itu berdalih bahwa ayat tersebut telah di "Naskh" (diabrogasi/diamandemen) oleh ayat madaniah "Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah".
Analoginya:
Andaikan kita sedang mau mengecat rumah... ayah anda mengatakan: "Saya mau rumah ini kita cat warna kuning" .... sejam kemudian ayah anda kembali lagi dan mengatakan: "Saya mau rumah ini kita cat warna merah" ... Setelah itu apa warna rumah ini?
Orang yang menganggap "Islam is Peace" akan menjawab = tetap kuning lah...
Sedangkan kambing bersurban dan komplotannya akan menjawab = merah dong...
Justru kalau menurut saya, orang-orang yang menyuarakan takbir sambil obrak abrik diskotik itulah yang mengerti esensi Islam. Karena itulah Tujuan akhir dari penyebaran Islam yang dilakukan Muhammad. Sedangkan orang2 yang menjalankan Islam sebagai Agama damai adalah orang-orang yang memahami metode persuasif sebagai esensi... sangat keliru,, itu adalah tipu muslihat yang lumrah dilakukan seorang politisi.
Dikotomi dalam satu tubuh ini memang membingungkan. Namun jelas bagi kita yang cukup menganggap Muhammad sebagai Politikus, bukan Utusan Tuhan.
Lalu apa itu Islam?
0 komentar:
Posting Komentar
Kirim Komentar anda melalui akun google...
Kalau belum punya, silahkan buat dulu...