Powered By Blogger

Profile

Foto saya
Just the notes to make my mind development as a journal.

Bahaya Agama Tanpa logika

| Minggu, 14 Agustus 2011 | |

Logika berasal dari kata Yunani Kuno Logos yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran. Logika adalah pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir, menyimpulkan dan mempertimbangkan. Logika mutlak diperlukan dalam ilmu filsafat, matematika, dan sains.

Di jaman yang semakin berkembang dan semakin maju ini, tak bisa dielakkan, logika bukanlah milik filsafat, matematika dan sains lagi. Tanpa kemampuan akal pikiran untuk bisa mengetahui apa yang benar, apa yang palsu, kita akan diombang ambingkan dan disesatkan dalam kehidupan oleh orang orang yang mencoba menarik keuntungan untuk dirinya sendiri.

Logika mutlak diperlukan supaya bisa menjalani kehidupan secara “sehat” dan “normal”. Tidak terkunci dan menutup diri kita dengan sebuah paham, kepercayaan dan pandangan. Salah satu paham, kepercayaan dan pandangan yang berbahaya adalah apa yang diajarkan dan ditanamkan oleh Agama. Bila kita hanya mengandalkan “iman” “hati” “perasaan” dan intuisi subyektif belaka, maka agama bisa menjadi paham, kepercayaan, dan pandangan yang sangat keliru.

Agama memerlukan logika, bukan hanya kotbah dan nyanyian dari orang orang SAKTI MANDRAGUNA bertitel Pdt, KH, Pandita, Biksu, Bikhuni, etc. Sudah saatnya meninggalkan segala dongeng, takhayul dan cerita cerita isapan jempol belaka dan berpaling kepada akal budi dalam menghadapi fenomena kehidupan.

Segala macam sumbangan, perpuluhan, bayar karma, bayar dosa, iuran pengampunan, THR sorga dan akherat, sebaiknya disikapi dengan lebih bijak dan tidak membabi buta. Berikanlah serela dan seiklasnya dari kita dengan menyadari bahwa Agama memang membutuhkan “dana” dan “uang” untuk mengembangkan ajarannya, membangun lebih banyak lagi gedung dan tempat ibadah, dan biaya perawatan untuk mempertahankan eksistensinya. Jangan memberi karena TAMAK dan BERHARAP pada imbalan yang dijanjikan berpuluh kali lipat bahkan berjuta kali lipat dari pemberian kita. Mengorbankan sebagian uang tabungan, menarik uang arisan, dan memaksakan diri pada saat kondisi kita sedang sulit, hanya supaya bisa mendapatkan pahala 1.000.000 kali.

Dengan logika, kita bisa menyaring, menyimpulkan dan mempertimbangkan DATA DATA yang diberikan oleh agama. Mempelajari dan membedah semua data yang ada, mengambil hal hal yang baik dari pesan, ajaran, cerita yang disampaikan. Agama banyak menyajikan kisah kepahlawan dan kisah kesaktian pahlawannya berdasarkan pandangan dari komunitasnya sendiri saja. Kisah kepahlawanan dan kisah kesaktian itu diusung, dibukukan dan dijadikan kisah baku yang harus dipercayai dan DIIMANI begitu saja oleh para pengikutnya. Tanpa pertanyaan, penolakan dan keraguan.

Logika akan sangat membantu kita memberi makna pada kehidupan kita. Memberikan pengertian bahwa untuk mendapatkan kehidupan yang baik, diperlukan juga perbuatan dan tindakan penuh kebaikan. Kesuksesan didapatkan dari perencanaan yang matang, ikhtiar, kesabaran, ketekunan, kerja keras dan ITIKAD BAIK. Mulailah dengan satu ONS berbuat, bukan dari berjuta juta TON DOA.

Untuk memiliki keluarga yang bahagia, sahabat baik, jodoh/pasangan yang setia, mulailah dengan membuang ke-AKU-an dan ke-EGOIS-an dalam diri kita.

Apapun yang kita lakukan dan perbuat dalam kehidupan ini, semua hasil dan imbalannya didapatkan oleh kita, hari ini, di sini, di bumi tercinta ini. Bukan di akherat, nirwana, taman firdaus, surga atau neraka. Akherat, nirwana, taman firdaus, surga atau neraka hanyalah label label dagang yang dijual dengan harga mahal oleh para pedagang Agama.


Dan semua perbuatan dan tindakan kita itu harus dilandasi dengan ilmu pengetahuan akal pikiran yang kita sebut dengan LOGIKA. Dengan semakin sering menggunakannya, kecerdasan kitapun akan semakin terasah.

Sugiarto Djie    

0 komentar:

Posting Komentar

Kirim Komentar anda melalui akun google...
Kalau belum punya, silahkan buat dulu...