Sobat PAI. Community,
Kali ini anak PAI.Com sedang sibuk berdiskusi agama sambil pesta minum kopi di Butek. Dan seperti biasanya sambil menunggu masuk kuliah. Topiknya tentang eksistensi Allah SWT sebagai satu-satunya tokoh yang tidak beranak dan tidak diperanakkan
Lagi asyik-asyiknya diskusi, tiba-tiba Syahrul seorang kutu buku melemparkan sebuah teka-teki kepada seluruh teman yang sedang menikmati kopi dan rokoknya.
“Temen2, gue punya teka-teki nih. Mau denger ga?”
”Mau. Mau Mauuu!!!!” sahut Anggota diskusi.
“Begini tekatekinya….udah siap dengerin semua?”
“Siap! Gimana tekatekinya?” sahut yang lain.
“Kita bisa melihatnya setiap hari, setiap jam, setiap menit dan setiap detik…”
Yang lain ga komentar tapi menunggu lanjutan omongan rekannya.
“… Mentri juga bisa melihatnya tapi tidak sesering kita. Presiden lebih jarang lagi melihatnya, akan tetapi…” Kembali Syahrul sok jual mahal.
“Akan tetapi apa?” tanya seseorang teman yang lain ga’ tahan.
“…akan tetapi Tuhan tidak bisa melihatnya. Pertanyaannya sederhana. Apa yang tidak dapat dilihat oleh Tuhan itu?”
Doni salah satu anggota diskusi,”Hus. Jaga mulut lo! Tuhan kan pencipta kita? Mana ada sesuatu yang kita bisa lihat tapi tidak bisa dilihat oleh Tuhan? Saya gak mau menjawab pertanyaan ini.”
“Eit. Jangan cepat-cepat mengambil kesimpulan ya! Pikir aja dulu.” tukas Syahrul.
Salah seorang ahli filsafat, Alwin juga ikut menimpali, ”Ah paling ini teka-teki ngawur yang hanya bisa dijawab oleh dirinya sendiri…”
”Gue jamin ini adalah tekateki ilmiah. Kalau kalian mau berpikir sedikit aja pasti bisa menjawabnya.” Syahrul berusaha meyakinkan semua orang.
Semua orang sibuk memutar otak. Namun semakin dipikir semakin pusing kepala mereka. Sampai tegukan es blewah terakhir pindah ke dalam tenggorokan, akhirnya mereka menyerah. Ga ada satupun yang mampu menemukan jawabannya.
”OK gue nyerah deh.” kata Alwin.
“OK! Yang lain ada yang mau jawab?” tanya Syahrul lagi memastikan, tapi semua orang menggeleng-gelengkan kepalanya.
Syahrul tersenyum puas. Dia mengambil gelas dan menghirup minumannya pelan-pelan, tentu saja dia ingin memperpanjang kemenangannya selama mungkin. Tegukan terakhir diakhiri dengan bunyi bertahak keras sekali dari mulutnya lalu terbahak-bahak melihat wajah tolol semua teman yang sedang menunggu jawabannya.
”SESAMANYA!” Akhirnya Syahrul memberi jawaban.
Semua hadirin melongo mendengar jawaban itu.
”Apa maksud lo dengan ‘sesamanya’.”
“Begini! Kita bisa melihatnya, setiap jam setiap menit dan setiap detik. Menteri juga bisa melihatnya tapi tidak sesering kita. Presiden lebih jarang lagi melihatnya, iya kan?”
Anggota diskusi masih ga ada yang buka mulut.
“…akan tetapi Tuhan tidak bisa melihatnya. Apa yang tidak dapat dilihat oleh Tuhan itu? Jawabannya adalah SESAMANYA.”
Anggota diskusi masih bengong.
“…Saya setuju sama pendapat bahwa Tuhan itu maha kuasa. Maha pencipta. Tuhan itu esa. Tuhan itu satu. Tuhan itu tunggal…karena itu apa yang tidak dapat dilihat oleh Tuhan adalah… SESAMANYA!” Syahrul terus melanjutkan khotbahnya.
Sejenak situasi sepi. Mereka masih termangu-mangu mendengar jawaban itu. Sebuah pernyataan yang mengganggu, penyataan yang ganjil, tidak disangka-sangka tapi tidak dapat dibantah kebenarannya.
0 komentar:
Posting Komentar
Kirim Komentar anda melalui akun google...
Kalau belum punya, silahkan buat dulu...