Tujuan Belajar adalah untuk Bodoh

Sobat PAI. Community,

Apakah anda bingung membaca judul tulisan ini? Itu memang saya sengaja. Sengaja untuk memperbodoh anda. Kenapa? Karena tujuan belajar memang untuk memperbodoh. Karena itu bacalah tulisan ini sampai tamat jika anda memang ingin diperbodoh.

Biasanya ada rumus terbalik soal ini.

Pernahkah anda melihat bagaimana orang yang baru kaya (OKB)? Orang Kaya Baru? Bagaimana pembawaannya? Bagaimana gaya jalannya? Gaya biacaranya dan caranya melihat anda?

Setahu saya jauh berbeda dengan orang-orang yang benar-benar sudah kaya dan lama kaya. Biasanya orang yang sudah begitu kaya, sulit menebak penampilan dan pembawaannya apakah mereka kaya atau tidak.

Nah, dalam dunia belajar, setahu saya juga lebih kurang juga sama.
Orang yang sedikit tahu biasanya terlihat seperti orang yang banyak tahu. Orang yang belum cerdas biasanya tampak begitu cerdas.Tapi benarkah mereka banyak tahu dan cerdas?

10 tahun yang lalu saya pernah bertemu dengan seseorang di sebuah rumah sakit di kota saya. Kebetulan saya menemani nenek saya yang sedang sakit. Dan disebelahnya juga ada seorang laki-laki yang menemani isterinya yang juga sedang sakit. Singkat cerita, terjadilah kemudian diskusi antara saya dengan dia. Entah apa awalnya saya tidak ingat.

Dia berbicara begitu bersemangat mejelaskan tentang agama. Kebetulan topiknya waktu itu tentang Filsafat Islam. Karena dia begitu semangatnya, saya hanya diam saja sambil mengangguk-ngangguk. Akhirnya sampailah dia menasehati saya agar saya rajin membaca. Agar saya bisa banyak tahu tentang Filsafat Islam. Dan sampai dia bertanya pada saya apakah saya sudah paham tentang Filsafat Islam.

Lalu saya jawab bahwa saya pernah membaca sedikit tentang Ibnu Rusyd. Lalu bagaimana tanggapannya?

“Ibnu Rusyd? Rasanya pernah dengar ya. Memang Ibnu Rusyd ini penulis buku hadis ya?”

“Tidak Pak. Ibnu Rusyd justru Pemikir Islam yang paling terkenal. Tidak hanya terkenal dalam  Islam tapi juga …..”