Powered By Blogger

Profile

Foto saya
Just the notes to make my mind development as a journal.

Affirming a consequent

| Selasa, 21 Juni 2011 | |

Dalam sebuah implikasi aba disebut sebagai anteseden, dan b disebut sebagaikonsekuen. Penarikan kesimpulan yang logis dari setiap implikasi dapat berbentuk:
Modus Ponens
A → B A ∴ B (modus ponens)
atau
Modus Tollens
A → B ¬ B ∴ ¬ A (modus tollens)
Kedua bentuk penalaran ini adalah logis. Tetapi bentuk berikut ini adalah tidak logis, yaitu dengan menyatakan bahwa konsekuennya benar (affirming the consequent).
Affirming the consequent
A → B B (konsekuen benar) ∴ A
Contohnya:
Kalau Bomi malas, ia pasti akan tidak naik kelas. Ia tidak naik kelas, berarti ia malas.
Kalau Bomi seorang gay, ia akan menderita AIDS. Ia menderita AIDS. Berarti ia seorang gay.
Jelas bahwa dengan menyatakan “kalau Bomi seorang gay, ia akan menderita AIDS” masih menyisakan kemungkinan bahwa Bomi bisa menderita AIDS dengan cara lain.
Bedakan dengan penalaran ini:
Jika dan hanya jika Bomi seorang gay, ia akan menderita AIDS. Ia menderita AIDS. Berarti ia seorang gay.
Di sini tidak ada kemungkinan lain yang menyebabkan Bomi menderita AIDS.
Kesalahan fatal yang biasanya terjadi dalam ilmu pengetahuan sering berbentuk kesesatan ini. Contohnya:
Kalau teori evolusi benar, maka ketika kita menggali tanah, kita akan menemukan fosil paling sederhana ada di lapisan paling bawah, kemudian semakin ke atas semakin rumit. Sampai hari ini penggalian-penggalian menunjukkan hasil seperti itu. Berarti teori evolusi pasti benar.
Itu adalah bentuk kesesatan. Ketika yang terjadi seperti itu kita hanya dapat menyimpulkan “teori evolusi mungkin benar.” Kecuali pernyataan implikasinya diganti sebagai biimplikasi, “Jika dan hanya jika teori evolusi benar, maka… bla… bla…”. Tetapi sikap seperti itu terlalu berani dalam ilmu pengetahuan, karena tidak ada yang dapat menjamin hal itu.
Albert Einstein (1879-1955) memberikan teladan yang sangat bijak. Ketika ada orang yang berhasil membuat percobaan yang cocok dengan teorinya, ia mengatakan, “Seribu eksperimen yang cocok dengan teori saya, tidak membuktikan kebenaran dari teori itu, tapi adanya satu eksperimen saja yang bertentangan dengan apa yang diturunkan dari teori saya, akan merobohkan teori itu.” Jadi orang sering membuat kesalahan seperti ini:
Teori
Jika teori A benar, maka B Percobaan menunjukkan B ∴ A benar

0 komentar:

Posting Komentar

Kirim Komentar anda melalui akun google...
Kalau belum punya, silahkan buat dulu...