Powered By Blogger

Profile

Foto saya
Just the notes to make my mind development as a journal.

Julukan

| Minggu, 23 Januari 2011 | |
Sobat PAI. Community,
          Julukan atau 'alam laqob (dalam istilah 'arab) merupakan panggilan untuk seseorang, yang diberikan oleh orang yang mengenalnya. berbagai macam julukan diberikan sebagai ungkapan rasa yang mencerminkan objek penerima julukan, mulai dari julukan baik sampai yang jelek sesuai prehensi orang yang memberi julukan pada penerima julukan, prehensi disini adalah cara pandang, cara mengartikan, memahami dan menerima atau menolak dari subjek pada objek. 

          Terlepas dari devinisi yang panjang lebar itu, ternyata Julukan mempunyai arti sendiri dalam kelompok atau masa tertentu, sehingga julukan atau panggilan tidak lagi dilihat dari arti julukan itu sendiri, namun lebih sebagai panggilan keakraban yang terwujud dari pemahaman pemberi julukan akan objek penerima julukan, sehingga untuk memberi julukan, seseorang tidak perlu susah-susah memilih julukan, karena pada hakikatnya julukan adalah prehensi positif dari subjek ke objek, baik itu julukan baik ataupun jelek, karena, meskipun julukan itu jelek, akan tetapi itu tetap merupakan suatu produk dari pemahaman subjek pada objek, sehingga pemberi julukan sudah tentu merupakan orang yang sangat mengerti tentang objek penerima julukan.

Asbabul Laqob

          Untuk memahami tentang Julukan seseorang, kita perlu mengetahui tentang "Asbabul Laqob" dari julukan tersebut, Asbabul Laqob adalah sebab-sebab julukan itu diberikan pada objek penerima julukan. sebagaimana contoh "Abu Hurairah" (Bapak Kucing) yang memiliki nama asli Abdurrahman Bin Shakhr, beliau merupakan sahabat Nabi yang paling banyak meriwayatkan hadist yaitu sebanyak 5.374 hadist, namun terlepas dari itu, sebagai manusia dia sangat menyayangi kucing, dan itulah sebabnya dia menerima Julukan Abu Hurairah (Bapak Kucing).

           Setelah mengetahui Asbabul Laqob Julukan seseorang, kita dapat menilai atau paling tidak menduga bahwa julukan itu adalah gambaran dari sebagian kecil kehidupan dan perilaku objek Prehensi atau penerima Julukan. Setelah itu kita bisa membuat hipotesa tentang deskripsi objek prehensi, baik atau jeleknya sesuai dengan Julukan atau laqob yang diberikan.

Kesesuaian Julukan

           Terlepas dari Asbabul Laqob, ternyata masih banyak kehidupan atau perilaku yang tidak terwakili oleh satu julukan yang diberikan, sehingga seseorang mungkin memiliki lebih dari satu julukan yang mana setiap julukan mewakili sebagian dari dirinya. akan tetapi sebanyak apapun julukan yang dimiliki seseorang tetap belum mewakili pribadi seseorang, karena hakikat julukan adalah gambaran dari sebagian kecil dari pribadi yang kompleks akan perkembangan dan pertumbuhan. Jadi, ketika julukan itu diberikan, pemberi julukan berempati dengan memahami objeknya, kemudian mewujudkannya dengan julukan yang diberikan sesuai dengan kondisi objek penerima julukan. Namun kesesuaian itu tidaklah rigid atau tetap, karena objek terus berubah dan berkembang, sehingga kesesuaian julukan yang diberikan pada saat ini, belum tentu sesuai pada saat yang akan datang. Sebagaimana contoh, pada waktu berumur 12 tahun saya dijuluki "Kopler" atau orang yang tidak punya adab, etika dan moral, karena memang pada umur 12 tahun saya adalah orang yang suka mengumpat kesemua orang dan di manapun saya berada, serta dalam kondisi apapun, saya adalah orang yang tak memperdulikan sopan santun. Maka julukan itu sesuai dengan sikap dan perilaku saya pada saat berumur 12 tahun. Namun, kesesuaian itu mulai pudar ketika saya beranjak dewasa dan memahami tentang sopan santun serta mengaplikasikannya dengan baik pada cara hidup saya. Akan tetapi kata Kopler masih terus menjadi julukan saya, karena Julukan itu sudah mendarah daging pada seseorang yang mengenal saya, sehingga nama asli saya kurang dikenal oleh teman teman saya.

Julukan Baik atau Jelek Sama Saja

          Ketidaksesuaian itu tidak lagi menjadi sesuatu yang penting dan perlu dipertimbangkan, karena peran Julukan dalam hubungan sosial sangatlah positif, yaitu sebagai perwujudan dari prehensi positif dari pemberi julukan pada penerima julukan. Sehingga tidak lagi dipersoalkan baik buruknya julukan yang diberikan, akan tetapi lebih kepada nilai keakraban yang ditimbulkan dari 'alam laqob tersebut.
         
          Nilai positif dari suatu julukan tidak dilihat dari kosa kata, namun jauh dari itu adalah efek keakraban yang timbul, karena julukan itu diberikan dari pemahaman seseorang kepada objek penerima julukan, sehingga disana ada suatu hubungan empati yang saling memahami dari subjek kepada objek, dan itu merupakan suatu hal yang positif.

          Maka, apalah arti sebuah nama....
          Yang terpenting adalah keakraban dan keharmonisan hubungan sosial yang timbul dari sebuah nama...

          Bagaimana menurut anda....???

0 komentar:

Posting Komentar

Kirim Komentar anda melalui akun google...
Kalau belum punya, silahkan buat dulu...